PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memutuskan kalender perdagangan dan hari libur bursa terhadap 2024. Perdagangan Bursa terhadap 2024 dapat dimulai terhadap Selasa (2/1/2024), yang dibuka oleh Wakil Presiden Maruf Amin, mengutip undangan Seremoni Pembukaan Perdagangan BEI Tahun 2024.
Dalam pengumumannya, BEI sudah memutuskan Hari Libur atau Kalender Libur Bursa terhadap 2024. Secara total tersedia 240 hari perdagangan Bursa terhadap 2024. Hal itu merujuk terhadap Keputusan Bersama Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan, dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia tanggal 12 September 2023 Nomor 855 Tahun 2023, Nomor 3 Tahun 2023 dan Nomor 4 Tahun 2023 Tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2024.
Namun demikian, perubahan Kalender Libur Bursa Tahun 2024 sanggup ditetapkan lantas andaikan terjadi perubahan kegiatan kliring terhadap kalender operasional Bank Indonesia, atau adanya pengumuman Pemerintah perihal perubahan hari libur nasional dan cuti bersama dengan tahun 2024.
Sejumlah hari libur layaknya Tahun Baru Imlek 2575 Kongzili (10 Februari 2024), Hari Paskah (31 Maret 2024), Hari Lahir Pancasila (1 Juni 2024), Tahun Baru Islam 1446 Hijriah (7 Juli 2024) dan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia (17 Agustus 2024) tidak dimasukkan ke didalam daftar kalender libur bursa di atas gara-gara jatuh terhadap Hari Sabtu dan Minggu.
Target Transaksi Saham 2024
Sementara itu, Bursa Efek Indonesia (BEI) optimistis bahwa nilai umumnya transaksi harian (RNTH) saham dapat meningkat terhadap 2024 bersamaan adanya gelaran Pemilu yang diinginkan dapat mendongkrak kinerja sejumlah emiten. Direktur Utama BEI Iman Rachman mengatakan, pertumbuhan RNTH terhadap tahun-tahun Pemilu di awalnya menunjukkan tren peningkatan sejak Pemilu 2004 hingga 2019 silam. Alhasil, BEI menargetkan RNTH tembus Rp12,25 triliun terhadap 2024.
Mengacu data BEI, nilai RNTH naik 96,15% year-on-year (yoy) dari Rp520 miliar terhadap tahun 2003 ke level Rp1,02 triliun terhadap tahun Pemilu 2004. Peningkatan RNTH termasuk terjadi terhadap tahun 2018 sebesar Rp8,50 triliun naik 7,17% yoy jadi Rp9,11 triliun terhadap Pemilu 2019.
Sebagai pengingat, terhadap tahun ini BEI telah merevisi obyek RNTH dari di awalnya sebesar Rp14,75 triliun jadi Rp10,75 triliun hingga akhir 2023. Data BEI per Kamis, (28/12/2023), umumnya transaksi harian saham tercatat sebesar Rp10,75 triliun atau telah meraih target. Meski demikian, nilai transaksi harian saham terhadap 2023 turun berarti 26,92% yoy dibandingkan tahun 2022 sebesar Rp14,71 triliun. Namun, jikalau dibandingkan bersama tahun 2019 atau sebelum saat pandemi Covid-19 yang sebesar Rp9,11 triliun, maka RNTH tahun ini mengalami peningkatan.
Adapun, langkah terhadap 2024, BEI bersama pemberian seluruh stakeholders di pasar modal optimis sanggup meraih obyek yang lebih tinggi dibandingkan tahun 2023, layaknya peningkatan likuiditas perdagangan sebesar Rp12,25 triliun, 230 pencatatan pengaruh baru, dan menambahkan 2 juta investor baru. Selain itu terhadap tahun 2024 rencananya dapat diluncurkan pula Single Stock Futures, dan Sistem Penyelenggara Pasar Alternatif (SPPA) Repo.